Technomedialabs - Buat kamu yang terlahir sebagai generasi milenial kayaknya sudah nggak asing dengan istilah Hard Skill dan Soft Skill. Gampangnya, Hard Skill didefinisikan sebagai skill pada subjek khusus yang memang diajarkan di perguruan tinggi secara khusus seperti matematika, fisika, kimia, akuntansi, programming atau elekto. Sementara Soft Skill didefinisikan sebagai skill pelengkap yang berkaitan dengan komunikasi, teamwork, kolaborasi dan kreativitas.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pembagian definisi antara Hard Skill dan Soft Skill. Permasalahannya adalah ketika banyak orang yang menganggap Hard Skill lebih penting dari Soft Skill, atau Soft Skill sering dianggap sebagai pelengkap dari Hard Skill. Entrepeneur.com pernah merilis sebuah artikel tentang penyebab utama kaum milenial dipecat dari perusahaan.
Penyebab dasarnya adalah kurangnya kemampuan dalam soft skill. Dalam pekerjaan apa pun, rasanya kemampuan berkomunikasi dan mengutarakan pendapat menjadi skill wajib agar dapat bekerja sama dalam sebuah tim. Dan jika sudah berbicara soal tim, maka kemampuan untuk berkolaborasi dan memiliki etika kerja yang baik, rasanya juga menjadi sebuah skill wajib.
Kemudian jika sudah "nyemplung" ke dalam industri yang bergerak dengan kecepatan tinggi, maka kemampuan seseorang untuk mampu melakukan manejemen waktu terhadap semua pekerjaannya juga menjadi skill wajib. Grit atau kemampuan seseorang untuk bertahan pada sebuah tekanan dan mampu mencari solusi mandiri tanpa harus disuruh dan ditongkrongi terus-terusan, juga rasanya merupakan salah satu Soft Skill yang dirasa wajib untuk dimiliki.
Soal kreatifitas? Jangan ditanya. Kaum milenial dengan segala kecanggihan teknologi yang diberikan oleh lingkungan hidupnya, seharusnya bisa lebih mampu mendongkrak skill dan bukannya malah kebingungan dalam berkarya dengan alasan miskin informasi. Berpikir kritis dan memiliki visi yang panjang serta mampu melihat gambaran besar dari sebuah produk, bisnis, atau tren rasa-rasanya juga menjadi skill yang wajib untuk dimiliki.
Dari sekian banyak Soft Skill yang disebutkan, hampir semuanya merupakan skill wajib yang memang tidak pernah diajarkan di perguruan tinggi secara khusus. Skill ini hanya bisa didapatkan melalui workshop, pelatihan atau pengalaman yang berkaitan langsung industri.
Dan hal tersebut malah mengerucut pada sebuah pertanyaan besar.
Jika seluruh skill tersebut sedemikian penting dan sangat fundamental untuk dimiliki oleh seorang Milenial. Kenapa namanya Soft Skill? Rasanya mulai saat ini kita harus mengganti namanya menjadi Essential Skill alias skil yang esensial.
Karena jika seorang Milenial dipecat gara-gara tidak bisa berkomunikasi, tidak mampu melakukan manajemen waktu terhadap deadline pekerjaan, tidak memiliki inisiatif kerja dan tidak bisa berkolaborasi serta bekerja sama dalam tim, maka rasa-rasanya skill tersebut tidak pantas kalau cuma disebut sekedar "Soft Skill".
About Technology Multimedia
